UMAT ISLAM SEPENINGGAL RASULULLAH SAW.
Masa Abu Bakar as-Siddiq
Sejarah Awal
Abu
Bakar ash-Shiddiq termasuk di antara orang-orang yang paling awal memeluk Islam
atau yang dikenal dengan sebutan as-sabiqun al-awwalun. Abu Bakar ash-Shiddiq diangkat menjadi
Khalifah pengganti Rasulullah SAW. setelah beliau wafat.
Masa-masa Keemasan
Pada
masa pemerintahannya, Abu Bakar ash-Shiddiq melakukan beberapa keberhasilan di
antaranya adalah:
1. Memerangi
kelompok pembangkang: Setelah nabi Muhammad Saw
wafat, krisis kepemimpinan menimbulkan gejolak perpecahan umat. Sebagian umat
Islam mulai menentang kebijakan Nabi Muhammad Saw. Mereka menciptakan
ketidakstabilan umat Islam.
Pemberontakan-pemberontakan tersebut adalah Pemberontakan
Al -Aswad al-Ansi; Musailamah al-Kazab yang mengaku sebagai Nabi; Thulaihah bin Khuwalid
al-Asadi yang mengaku sebagai Nabi
2. Kodifikasi
Al-Quran: Ketika umat Islam kehilangan lebih dari
70 orang yang gugur di perang melawan para pembangkang. Umar bin Khattab merasa khawatis
kehilangan alQur’an. Beliau mengusulkan kepada Abu Bakar untuk membukukan
al-Qur’an. Pada awalnya Khalifah Abu Bakar menolaknya karena Nabi Muhammad tidak
pernah menyuruhnya. Tapi setelah mendapat penjelasan dari Umar. Abu Bakar menerimnya dengan menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai pemimpin pengumpulan. Setelah pengumpulan ayat-ayat
Al-Qur’an selesai, mushaf disimpan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq. Setelah Abu
Bakar ash-Shiddiq meninggal dunia, mushaf tersebut disimpan oleh Hafsah binti
Umar, putri Umar bin Khattab dan salah seorang istri Rasulullah.
3. Menghadapi kaum
yang ingkar zakat: Banyak
diantara kaum muslimin yang pemahaman mereka, terhadap hukum Islam belum
mendalam dan imannya masih tipis, mereka beanggapan bahwa kewajiban berzakat
hanya semata-mata untuk nabi. karena nabi telah wafat, maka bebaslah mereka
dari kewajiban untuk berzakat.padahal zakat adalah salah satu rukun Islam yang
harus ditegakkan.
4. Perluasan
daerah Islam: Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Kekhalifahan Islam berhasil
melakukan ekspansi wilayah ke Syiria yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid Haritsah
sebagai panglima perang.
Masa Berakhir:
Ketika Abu Bakar merasa
dirinya sudah tua dan ajalnya sudah dekat.yang terlintas difikirannya adalah
siapa yang akan menggantikannya sebagai khalifah kelak. Abu Bakar minta
pendapat kepada para tokoh sahabat seperti Usman bin Affan, Ali bin Abithalib,
Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Usaid bin Khudur.mereka menyetujui
usulan Abu Bakar bahwa Umar bin Khattab akan diangkat sebagai penggantinya.
Setelah Abu Bakar wafat, para sahabat membai’at Umar sebagai khalifah.
Masa Umar bin Khattab
Sejarah Awal
Umar bin khattab lahir di
Mekkah pada tahun 583 M, dua belas tahun lebih muda dari Rasulullah, ayahnya
bernama khattab bin Nufail bin Abd Uzza bin Riah bin Abdullah bin Qurth bin
Rizal bin Abd bin Kaab bin Luayyah. Sedangkan ibunya bernama Khattamah
binti Hisyam bin Mughiroh Al Makhzumi. Umar bin Khattab terpilih menjadi Khalifah kedua sebab
dipilih oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai penggantinya setelah ia wafat. Umar memangku jabatan Khalifah dengan wasiat dari Abu bakar.
Dia mulai memangku Khalifah pada bulan Jumadil Akhir tahun 13 H
Masa-masa Keemasan
Selama menjalankan tanggung
jawab sebagai Khalifah Umar bi Khattab memperoleh beberapa prestasi, di antaranya sebagai berikut:
1. Perluasan
Daerah Islam
Usaha perluasan daerah dan pengembangan Islam di Persia dan Syiria yang telah dilakukan pada zaman khalifah Abu Bakar kemudian dilanjutkan kembali oleh Khalifah Umar bin Khattab hingga selesai dan juga perluasan daerah dan pengembangan Islam di Mesir.
Usaha perluasan daerah dan pengembangan Islam di Persia dan Syiria yang telah dilakukan pada zaman khalifah Abu Bakar kemudian dilanjutkan kembali oleh Khalifah Umar bin Khattab hingga selesai dan juga perluasan daerah dan pengembangan Islam di Mesir.
2. Mengatur
administrasi dan keuangan:
Karena perluasaan
daerah terjadi sangat cepat, Umar ra segera mengatur administrasi Negara dengan
mencontoh administrasi yang sudah berkembang, terutama di Persia. Administrasi
pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah provinsi. Delapan provinsi yang dibangu
pada masa khalifah umar antara lain : Makkah, Madinah, Syiria, Kuffah,
Palestina, dan Mesir. Pada masa pemerintahanya Umar bin Khattab membentuk Baitul
Mal dan Dewan Perang. Baitul Mal bertugas mengurusi keuangan negara. Dewan
perang bertugas mencatat administrasi ketentaraan. Umar bin Khattab adalah
Khalifah pertama kali yang memperkenalkan sistem penggajian bagi pegawai
pemerintah
3. Menetapkan
Kalender Hijriah
Sebelum kalender Hijriah ditetapkan orang-orang pada saat itu menggunakan sistem kalender Masehi. Agar berbeda dengan kaum Nasrani Umar ibn Khattab mencetuskan kalender Hijriah, yang ditetapkan mulai pada saat Nabi Muhammad Saw. Hijrah dari Makkah ke Madinah.
Masa Berakhir Pemerintahan
Umar bin Khattab adalah profil seorang
pemimpin yang sukses dan sahabat rasulullah yang sejati. Kesuksesannya dalam
mengibarkan panji-panji Islam mengundang rasa dengki di hati orang yang
memusuhinya, salah satunya adalah Abu Lu’luah. Abu
Lu’luah berhasil membunuh Khalifah Umar ketika beliau siap-siap memulai shalat
subuh. Abu Lu’luah merasa dendam kepada Umar karena beliau dianggap sebagai
penyebab lennyapnya kerajaan persia di muka bumi. Abu Lu’luah adalah seorang
dari bangasa persia. Khalifah
Umar pulang kerahmatullah pada tanggal 26 Dzul Hijjah 23 H/3 November 644 M
dalam usia 63 tahun. Beliau memegang amanat sebagai khalifah selama 10 tahun 6
bulan (13-23 H=634-644 M).
Masa Utsman bin Affan
Sejarah Awal
Usman bin Affan di lahirkan 5 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Yaitu pada 576 M di kota thoiaf, kota yang palinga subur di antara kota –kota
lainnya ditanah hijaz. Usman seorang saudagar yang berhsail karena tekun, lemah lembut dan pemurah. Sejak usia belia dia sudah berniaga ke Negeri Syam, daerah jajahan Romawi.
Keahliannya berdagang berkat didikan ayahnya sendiri, sehingga menjadi seorang saudagar yang kaya raya.
Usman bin
Affan terpilih sebagai penerus Umar bin Khattab melalui musyawarah yang
dilakukan oleh tim yang terdiri dari 6 orang sahabat terkemuka sekaligus telah dijamin Nabi masuk surga. Keenam orang tersebut adalah
Usman bin Affan, Ali bin Abi Tholib, Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah,
Zubair bin Awwam dan Sa’ad bin Abi Waqash. Dalam Musyawarah tersebut Usman bin Affan
terpilih sebagai khalifah pengganti Umar bin Khattab.
Masa-masa Keemasan
Selama menjalankan tanggung
jawab sebagai Khalifah Usman
bin Affan memperoleh beberapa prestasi, di antaranya sebagai berikut:
1. Melakukan
Pembukuan Mushaf Al-Quran
Pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, wilayah
Islam sudah sangat luas. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya
perbedaan pembelajaran al-Qur’an di beberapa pelosok wilayah. Perbedaan itu
meliputi susunan surahnya atau lafal (dialeknya). Khalifah Utsman bin Affan
membentuk sebuah panitia penyusunan Al-Qur’an yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit. Salinan kumpulan Al-Qur’an itu disebut mushaf oleh panitia
Mushaf diperbanyak sejumlah empat buah. Salah satunya tetap berada di Madinah,
sedangkan empat lainya dikirim ke Madinah, Suriah, Basrah, dan Kuffah. Semua
naskah Al-Qur’an yang dikirim ke daerah-daerah itu dijadikan pedoman dalam
penyalinan berikutnya di daerah masing-masing.
2. Renovasi Masjid Nabawi
Dengan semakin banyaknya
jumlah umat Islam, maka Khalifah Umar bin Khattab mulai memperluas masjid ini.
Masjid Nabawi telah mulai dibangun sejak masa Khalifah Umar bin Khattab yang
kemudian dilanjutkan merenovasinya dan diperluas oleh Khalifah Utsman bin
Affan. Selain diperluas, masjid Nabawi juga dibangun dengan bentuk dan coraknya
yang lebih indah.
3. Pembentukan Angkatan Laut
Pada masa
Khalifah Usman bin Affan, wilayah Islam sudah mencapai Afrika, Siprus, hingga
konstantinopel. Muawiyah saat itu menjabat gubernur Suriah mengusulkan
dibentuknya angkatan laut. Usul itu disambut dengan baik oleh Khalifah Usman
bin Affan.
4. Perluasan Wilayah Islam
Serangkain penaklukan bangsa Arab dimotivasi oleh semangat keagamaan untuk menjadikan dunia memeluk dan mengakui Islam. Pada masa pemerintahan Khalifah Usman bin Affan wilayah Islam semakin meluas. Wilayah perluasan di masa Khalifah Utsman bin Affan adalah sebagai berikut:
Serangkain penaklukan bangsa Arab dimotivasi oleh semangat keagamaan untuk menjadikan dunia memeluk dan mengakui Islam. Pada masa pemerintahan Khalifah Usman bin Affan wilayah Islam semakin meluas. Wilayah perluasan di masa Khalifah Utsman bin Affan adalah sebagai berikut:
-Perluasan ke Khurasan di bawah pimpinan Sa’ad
bin Ash dan Huzaifah bin Yaman.
-Perluasan ke Armenia yang dipimpin Salam
Rabiah Al Bahly.
-Afrika Utara (Tunisia) Abdullah bin Sa’ad bin
Abi Sa’ad bin Abi Sarah.
-Penaklukan Ray dan Azerbeijan yang dipimpin
Walid bin Uqbah
Masa
Berakhir Pemerintahan
Khalifah Usman bin Affan banyak
mengambil keluarganya, Bani Umayyah untuk menduduki pemerintahan. Pengawasan
pada pejabat yang kurang. Khalifah Usman umurnya telah lanjut, sehingga
pengaturan pemerintahan hanya dilakukan oleh pembantu-pembantu dekat dan
familinya sendiri sehingga menyebabkan terjadinya pemberontakan yang
dimanfaatkan oleh Abdullah bin Saba’ (munafiq
Yahudi) untuk meniupkan fitnah dan mengobarkan permusuhan dikalangan umat
Islam. Ahirnya Hamran bin sadan Asy Syaqie menyelinap ke ruang khusus rumah
Usman.ia menikamnya dari belakang, ketika Usman sedang berpuasa dan tengah menela’ah
kandungan isi Al-Qur’an.
Usman menjadi khalifah selama 12 tahun, dan wafat dalam usia
82 tahun.
Masa Ali bin Abi Thalib
Sejarah Awal
Ali bin Abi tholib lahir
pada tahun 603 Mdisamping ka’bah kota Mekkah, lebih muda 32 tahun dari Nabi
Muhammad SAW.Ali termasuk keturunan Bani Hasyim. Setelah wafatnya Usman bin
Affan, keadaan tetap menegangkan. Kelompok-kelompok masih berkeliaran di
Madinah. Para pemuda menghendaki agar Ali segera menggantinya, namun dengan
sopan Ali menolak permintaan itu. Ali menganggap bahwa pengangkatan Khalifah
adalh masalah yang sangat penting karena itu masalah ini memerluakn dukungan
para sahabat yang dahulu berjuang bersama Nabi SAW. Ali menyatakan: “Mana
pahlawan Badar seperti Zubair bin Awwan, Tholhah bin Ubaidillah dan Sa’ad.” Mendengar hal itu kaum muslimin mengajak
Zubair, Thalhah dan Sa’ad bersama-sama membaiat Ali bin Abi Tholib sebagai
khalifah. Mereka setuju dan terjadilah pembai’atan Ali sebagai khalifah bagi
umat Islam.
Masa-masa Keemasan
Selama menjalankan tanggung
jawab sebagai Khalifah, Ali
bin Abi Thalib memperoleh beberapa prestasi, di antaranya sebagai berikut:
1. Reformasi
Aparatur Pemerintahan yang kurang cakap
Khalifah Ali bin Abi Thalib menginginkan sebuah pemerintahan
yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, beliau kemudian mengganti
pejabat-pejabat yang kurang cakap dalam bekerja. Adapun gubernur baru yang
diangkat Khalifah Ali bin Abi Thalib antara lain Sahl bin Hanif sebagai
gubernur Syiria; Utsman bin Hanif sebagai gubernur Basrah; Qays bin Sa’ad sebagai
gubernur Mesir: Umrah bin Syihab sebagai gubernur Kuffah; Ubaidaillah bin Abbas
sebagai gubernur Yaman;
2. Mengatur tata pemerintahan untuk mengembalikan kepentingan
umat, seperti memberikan kepada kaum muslimin tunjangan yang diambil dari
Baitul Mal sebagaimana yang telah dilakukan Abu Bakar dan Umar
3. Sebagai upaya untuk mencerdaskan umat, Khalifah Ali meningkatkan
dalm Ilmu pengetahuan, khususnya ilmu yang berkaitan dengan Bahasa Arab agar
umat Islam mudah dalam mempelajari Al-Qur’an dan Hadits.
Masa Berakhir
Pemerintahan
Umat Islam pada Khalifah Ali, pecah menjadi beberapa kelompok.
ini adalah akibat belum selesainya kasus wafatnya Usman bin Affan. Oleh karena
itu, masa pemerintahan Ali diwarnai berbagai kekecewaan yang mengakibatkan
pemberontakan-pemberontakan yang ingin menombangkan Khalifah Ali, di antaranya yaitu Perang Jamal dan
perang Siffin.
Akibat terjadinya
perselisihan pendapat dalam pasukan Ali, maka timbullah golongan Khawarij dan
Syi’ah. Khawarij adalah golonga yang semula pengikut Ali , setelah berhenti
perang Siffin mereka tidak puas, dan keluar dari golongan Ali, karena mereka
ingin melanjutkan peperangan yang sudah hampir menang, dan mereka tidak setuju
dengan perundingan Daumatul Jandal.
Kaum
Khawarij tidak lagi mempercayai kebenaran pemimpin-pemimpin Isalam, dan mereka
berpendapat bahwa pangkal kekacauan Islam pada saat itu adalah karena adanya 3
orang imam, yaitu Ali, Muawwiyah dan Amr. Kemudian kaum khawarij membulatkan tekadnya
untuk membunuh 3 imam tersebut. Mereka bersumpah akan melaksanakan
pembunuhan pada tanggal 17 Ramadhan 40 H/24 Januari 661 M di waktu subuh.
Diantara tiga orang Khawarij tiu. Hanya Ibnu Muljam yang berhasil membunuh Ali
ketika beliau sedang sholat Subuh di Masjid Kufah tetapi Ibnu Muljam pun
tertangkap dan juga dibunuh. Khalifah Ali wafat dalam usia
58 tahun, kemudian Hasan bin Ali dinobatkan menjadi Khalifah yang berkedudukan
di Kufah.
Masa Bani Umayyah
Sejarah Awal
Dinasti Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun
41H/661 M di Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132 H/750 M. Muawiyah bin Abu Shofyan
adalah seorang politisi handal di mana pengalaman politiknya sebagai Gubernur
Syam pada zaman Khalifah Ustman bin Affan cukup mengantarkan dirinya mampu
mengambil alih kekusaan dari genggaman keluarga Ali Bin Abi Thalib. Tepatnya
setelah Hasan bin Ali menyerahkan kursi kekhalifahan secara resmi kepada
Muawiyah bin Abu Sofyan dalam peristiwa Ammul Jama’ah
Secara geneologis (garis keturunan)
Muawiyah bin Abi Sofyan bertemu dengan silsilah keluarga Nabi Muhammad SAW pada
Abdul Manaf. Keluarga Nabi Muhammad SAW dikenal dengan sebutan Bani Hasyim,
sedangkan keluarga Umayah disebut dengan Bani Umayyah.
Berikut
ini adalah silsilah Bani Umayyah, yang menunjukkan hubungan kekerabatan antara Keluarga Bani Umayah dengan Bani Hasyim
(keluarga Nabi Muhammad SAW.)
Nama-nama kholifah Bani Umayah yang berkuasa selama kurang lebih
91 tahun, terdiri dari empat belas khalifah, yaitu:
1. Muawiyah
bin Abi Sofyan (41-60 H/661-680 M)
2. Yazid
bin Muawiyah (60-64 H/680-683 M)
3. Muawiyah
bin Yazid (64-64H/683-683 M)
4. Marwan
bin Hakam (64-65 H/683-685 M)
5. Abdul
Malik bin Marwan (65-86 H/685-705 M)
6. Al-Walid
bin Abdul Malik (86-96 H/705-715 M)
7. Sulaiman
bin Abdul Malik (96-99 H/715-716 M)
8. Umar
bin Abdul Aziz (99-101 H/716-720 M)
9. Yazid
bin Abdul Malik (101-105 H/720-724 M)
10. Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H/ 724-743 M)
11. Walid bin Yazid (125-126 H/743-744 M)
12. Yazid bin Walid (126-127 H/744-744 M)
13. Ibrahim
bin Walid (127-127 H/ 744-745 M)
14. Marwan bin Muhammad (127-132 H/745-750 M)
Masa-masa
Keemasan
Di
antara 14 orang khalifah Bani Umayah yang berkuasa selama lebih kurang 90
tahun, terdapat beberapa orang khalifah yang dianggap berhasil dalam
menjalankan roda pemerintahan. Adapun nama-nama khalifah Bani Umayah yang
menonjol karena prestasinya adalah:
1. Khalifah
Muawiyah bin Abu Sofyan
2. Khalifah
Abdul Malik bin Marwan
3. Khalifah
Al-Walid bin Abdul Malik
4. Khalifah
Umar bin Abdul Aziz
5. Khalifah
Hisyam bin Abdul Malik
Beberapa kemajuan yang
dicapai Kekhalifahan Islam pada masa Bani Umayyah adalah sebagai berikut:
A. Kemajuan di Bidang
Ekonomi
Di Bidang ekonomi dan perdagangan,
Dinasti Bani Umayyah menerapkan beberapa kebijakan untuk dapat meningkatkan
perekonomian negara. Kebijakan-kebijakan Bani Umayyah di bidang ekonomi antara
lain:
1. Reformasi Pendapatan dan Pengeluaran Pemerintah
2. Mata uang dicetak dengan teratur
3. Dibentuk organisasi keuangan terpusat pada baitul maal yang asetnya diperoleh dari pajak tanah, perorangan bagi non
muslim.
B. Kemajuan di Bidang
Pendidikan
Daulah Bani Umayyah tidak terlalu
memperhatikan bidang pendidikan, karena mereka fokus dalam bidang politik.
Meskipun demikian, Daulah Bani Umayyah memberikan andil bagi pengembangan
ilmu-ilmu agama Islam, sastra dan filsafat. Daulah menyediakan tempat-tempat pendidikan antara lain kuttab, masjid, arabisasi
dan baitul hikmah.
C. Kemajuan di Bidang Politik dan Militer
Kondisi perpolitikan pada masa awal Dinasti Bani Umayyah
cenderung stabil. Muawiyah dengan kemampuan politiknya mampu meredam
gejolak-gejolak yeng terjadi. Hingga ia mengangkat anaknya yang bernama Yazid
menjadi penggantinya, barulah terjadi pergolakan politik. Perkembangan/prestasi bani
Umayyah pada bidang politik militer yaitu dengan terbentuknya lima lembaga
pemerintahan, antara lain 1) Lembaga Politik(An-Nizam As-Siyasy); 2) Lembaga
Keuangan (An-Nizam Al-Maly); 3) Lembaga Tata Usaha (An-Nizam Al-Idary); 4) Lembaga
Kehakiman (An-Nizam Al-Qady); 5) Lembaga Ketentaraan
(An-Nizam Al-Harby).
Pada formasi tentara, Dinasti Bani Umayyah mempergunakan istilah
di kerajaan Persia. Formasi itu terdiri dari Qolbul Jaisy(pasukan inti) yang
berisi alMaimanah(pasukan sayap kanan), al-maisarah(pasukan sayap kiri),
al-Muqaddimah (pasukan terdepan), dan saqah al-jaisyi(posisi belakang)
Di samping itu juga di bentuk
dewan sekretaris Negara (diwanul kitabah) yang bertugas mengurusi berbagai
macam urusan pemerintahan dewan ini terdiri dari lima orang sekretaris, yaitu:
a. Sekretaris persuratan ( katib Ar-Rasail)
b. Sekretaris keuangan ( katib Al-kharraj)
c. Sekretaris tentara (katib Al-Jund)
d. Sekretaris kepolisian (katib Al-Jund)
e. Sekretaris kehakiman (katib Al-Qadi)
Pada masa Bani
Umayyah juga terjadi perluasan wilayah, di antaranya perluasan ke Asia Timur, Muawiyah menaklukkan daerah
Khurasan-Oxus dan Afganistan-Kabul pada tahun 674 M. Pada zaman Abd Malik,
daerah Balkh, Bukhara, Khawarizan, Ferghana, Samarkand dan Sebagian India
(Balukhistan, Sind, Punjab dan Multan). Perluasan ke Afrika Utara, dikuasainya
daerah Tripoli, Fazzan, Sudan, Mesir (670 M).
Perluasan ke barat pada zaman Walid mampu menaklukkan Jazair
dan Maroko (89 H). Tahun 92 H Thariq bin Ziyad sampai di Giblaltar (Jabal Thariq).
Tahun 95 H Spanyol dikuasai. Cordova terpilih menjadi ibu kota propinsi wilayah
Islam di Spanyol
Runtuhnya Bani Umayyah
Dari berbagai kesuksesan dan kebesaran yang telah
diraih oleh Bani Umayyah ternyata tidak mampu menahan kehancurannya, akibat
kelemahan-kelemahan internal dan semakin kuatnya tekanan dari fihak luar.
Adapun hal-hal yang membawa kemunduran yang akhirnya berujung pada kejatuhan
Bani Umayyah dapat diidentifikasikan antar lain sebagai berikut:
1. Pertentangan keras antara
suku-suku Arab yang sejak lama terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Arab Utara yang disebut Mudariyah yang
menempati Irak dan Arab Selatan Himyariyah yang berdiam
di wilayah Suriah
2. Ketidakpuasan sejumlah pemeluk Islam non Arab
3. Kaum Syi’ah dan khawarij yang terus berkembang
menjadi oposisi, serta menguatnya kaum Abbasiyah.
Secara Revolusioner, Daulah Abbasiyyah (750-1258) menggulingkan kekuasaan
Daulah Umayyah, kejatuhan Daulah Umayyah disebabkan oleh beberapa factor,
diantaranya meningkatnya kekecewaan kelompok Mawali terhadap Daulah Umayyah,
pecahnya persatuan antarasuku bangsa Arab dan timbulnya kekecewaan masyarakat
agamis dan keinginana mereka untuk memilki pemimpin karismatik.
Masa
Bani Abbasiyah
Sejarah Awal
Dinasti Abasiyah didirikan pada tahun 132 H/750 M, oleh Abdul
Abbas Ash-Sahafah, dan sekaligus sebagi khalifah pertama. Kekuasaan Dinasti
Abbasiyah berlangsung pada waktu rentang yang panjang, yaitu selama lima abad
dari tahun 132-656 H (750 M- 1258 M). Berdirinya pemerintahan ini dianggap
sebagai kemenangan pemikiran yang pernah dikumandangkan oleh bani
Hasyim (alawiyun) setelah meninggalnya Rasulullah SAW.
Dengan mengatakan bahwa yang berhak adalah keturunan rasulullah dan
anak-anaknya.
Selama
dinasti Abbasiyah berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda
sesuai dengan perubahan politik,sosial dan budaya. Berdasarkan perubahan pola
pemerintahan dan politik itu para sejarawan bisanya membagi masa pemerintahan
dari Abbasiyah dalam empat priode yaitu :
1. Masa
Abbasiyah I, yaitu semenjak lahirnya daulah Abbasiyah tahun 132 H (750 M)
sampai meninggalnya Khalifah Al-Watsiq 232 H (874 M).
2. Masa
Abbasiyah II, yaitu mulai khlaifah Al-Mutawakkil pada tahun 232 H (847 M)
sampai berdirinya daulah Buwaihiyah dibaghdad pada tahun 334 H (946
M).
3. Masa
Abbasiyah III, yaitu dari berdirinya daulah Buwaihiyah tahun 334 H (946 M)
sampai masuknya kaum Saljuk ke Baghdad tahun 447 H (1055 M).
4. Masa
Abbasiyah IV, yaitu masuknya orang-orang Saljuk kebaghdad tahun 447 H (1055 M)
sampai jatuhnya baghdad kebangsa mongol dibawah pimpinana Hulagu Khan pada
tahun 656 H ( 1258 M).
Masa-Masa
Keemasan
Pada masa kerajaan
Abbasiyah kekuasaan Islam bertambah luas dengan pusat kerajaannya di Baghdad.
Perluasan kekuasaan dan pengaruh Islam bergerak ke wilyah timur asia tengah, India dan
perbatasan Cina. Ini terjadi pada masa khalifah Al-Mahdi (158-169 M).
Puncak kejayaan Dinasti
Abbasiyah terjadi pada masa Khalifah Harun
Ar-Rasyid (786-809 M) dan anaknya Al-Makmun (813-833 M). Ketika Ar-Rasyid
memerintah negara dalam keadaan makmur, kekayaan melimpah, keamanaan Terjamin
walaupun ada juga pemberontakan, dan luas wilayahnya mulai dari Aprika utara
hingga ke India.
Bani Abbasiyah juga sangat terkenal akan kemajuannya di bidang ilmu pengetahuan. Pada masa bani umayyah banyak lahir ilmuan-ilmuan ternama yang menjadi cikal bakal perkembangan ilmu pengetahuan modern saat ini. Di bidang Fiqh dapat kita kenal 4 imam mazhab yang kini ilmunya menjadi rujukan di semua kalangan Islam yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal. Sedangkan di bidang Ilmu pengetahuan lainnya dapat kita ketahui Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, dll.
Masa Berakhirnya Bani Abbasiyah
Terdapat beberapa hal yang
menyebabkan kemunduran Dinasti Abbasiyah hingga akhirnya runtuh, di antaranya
sebagai berikut:
1. Persaingan antar bangsa
2. Kemerosotan Ekonomi
3. Konflik Keagamaan
4. Perang Salib
5. Serangan Bangsa Mongol
Masa Turki Usmani(Utsmaniyah)
Sejarah Awal
Sejarah Awal
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari Kabilah Oghuz
/ Ughuj yang mendiami daerah Mongol dan daerah Utara Negeri Cina. Pada Abad
ke-13 M, saat Chengis Khan mengusir orang-orang Turki dari Khurasan dan
sekitarnya. Kakenya Usman, yang bernama Sulaiman bersama pengikutnya bermukim
di Asia kecil. Dari perjalanan tersebut Sulaiman, ia tenggelam ketika
menyemberangi sungai Efrat (dekat Allepo). Sulaiman mempunyai empat saudara
yang bernama, Shunkur, Gundogdur, al-Thugril, dan Dundar. Dua puteranya kembali
ke tanah air mereka. Sementara yang kedua terakhir bermukim di Asia kecil. Di
sana mereka di bawah pimpinan Sultan Alauddin di Kunia. Saat Mongol menyerang
sultan Alauddin di Anggara (kini Angkara), al-Thugril membantu mengusir Mongol,
sehingga berkat jasanya itu, Alauddin memberikan daerah Iski Shahr dan
sekitarnya. Al-Thugril, mendirikan ibukota bernama Sungut, di sana lahir anak
pertama bernama Usman pad 1258 M. Al-Thugril meninggal pada 1288 M. dan ia
mendeklarasikan dirinya sebagai Sultan, maka sejak itulah berdiri Dinasti Turki
Usman.
Masa-masa
Keemasan
Sebagai bangsa yang berdarah militer,
Turki Usmani lebih banyak memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran,
sementara dalam bidang ilmu pengetahuan, mereka kelihatan tidak begitu menonjol. Pada masa kekhilafahan Utsmaniyah, wilayah Islam semakin meluas dan terus bertambah. Berikut adalah peta wilayah Kekuasaan Khilafah Turki Utsmani
Bangsa Turki juga banyak berkiprah
dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan mesjid yang
indah, seperti Masjid Al-Muhammadi atau Mesjid Jami’ Sultan Muhammad Al-fatih,
Mesjid Agung Sulaiman dan Mesjid Abi Ayyub al-Anshari.Mesjid-mesjidtersebut
dihiasi pula dengan kaligrafi yang indah. Salah satu mesjid yang terkenal
dengan keindahan kaligrafinya adalah mesjid yang asalnya gereja Aya Sopia.
Hiasan kaligrafi itu, dijadikan penutup gambar-gambar Kristiani yang ada
sebelumnya.
Masa Berakhirnya
Turki Usmani
Kemunduran Turki Usmani dimulai
karena terjadinya perjanjian Carltouiz (26 Januari 1699) antara Turki Usmani
dengan Australia, Polandia, Venesia, dan Inggris.
Dinasti Turki Usmani mengalami kemunduran akibat beberapa faktor yang antara lain, penduduk yang memiliki corak yang beragam, lemahnya para sultan pengganti Sultan Sulaiman, kerusakan moral para sultan, ikut campurnya istri sultan dalam mengatur pemerintah, dan juga terjadi kemerosotan di bidang ekonomi.
REFERENSI
Sementara keruntuhan Dinasti Turki Usmani dimulai sejak adanya modernisasi yang dilakukan oleh penguasa usmani akibat adanya pengaruh barat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu kekalahan dalam peperangan dengan barat juga mendorong usmani berusaha mencari kunci keberhasilan barat. Para penguasa usmani berusaha mengirim utusan-utusan untuk memperlajari modernisasi di barat agar kelak dapat di terapkan di daerah kekuasaan Usmani.
Pada waktu itu, Sultan Abdul Hamid dikenal gigih menolak lobi-lobi aktifis Zionis agar menyerahkan tanah Palestina kepada bangsa Yahudi. Selain itu, para aktivis Freemason juga mengampanyekan Turki dengan sebutan “The Sick Man in Europe” (Lelaki yang Sakit dari Eropa) sebagai upaya memojokkan pemerintahan Islam di Turki. Salah satu tokoh Freemason ini adalah Mustafa Kemal, dialah yang kemudian menjadi presiden pertama Turki dan akhirnya menghapus jabatan khalifah. Alasan ia menghapus jabatan khalifah adalah karena jabatan tersbut dianggap milik semua kaum muslim, sehingga tidak pada tempatnya jika hanya dibebankan pada Turki. Tepat pada tanggal 03 Maret 1924, jabatan khalifah resmi ditiadakan sementara khalifah terakhir Turki Usmani, Abdul Majid II dipersilahkan meninggalkan Turki. Maka berakhirlah kekuasaan Turki Usmani yang telah berdiri kurang lebih 6 abad.
SEJARAH
MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA
Tahun-tahun pertama masuknya Islam
ke Nusantara
Jika kita mengingat pelajaran sejarah yang kita dapat
semasa SMA, pasti kita mendapati bahwa dalam buku-buku pelajaran sejarah
terdapat sejumlah teori yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada
abad ke-13, hal ini di dasarkan pada dugaan keruntuhan Dinasti Abasiyah (1258
M), berita Marcopolo (1292 m), batu nisan Sultan Malik As Saleh (1297), dan
penyebaran ajaran tasawuf. Berdasarkan teori tersebut Agama Islam masuk di nusantara
dibawa oleh para pedagang muslim melalui dua jalur, yaitu jalur utara dan jalur
seletan. Melalui jalur utara dengan rute : Arab (Mekah dan Madinah) – Damaskus
– Bagdad – Gujarat (pantai barat India) – Nusantara. Melalui jalur selatan
dengan rute : Arab (Mekah dan Madinah) – Yaman – Gujarat (pantai barat India) –
Srilangka – Nusantara.
Namun ternyata sebelum abad ke-13,
tepatnya sekitar abad ke-7 dan 8 Masehi, agama Islam sudah masuk ke wilayah
Nusantara. Teori ini disebut teori Arabia, menyatakan bahwa Islam datang ke
Nusantara pada abad ke-7 M, berasal dari jazirah arab(Mekah atau Madinah).
Teori ini didukung oleh Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Sumber data yang
dipercaya berupa data manuskrip atau literatur kuno Cina bahwa menjelang
perempat pertama abad ke-7 M, sudah berdiri perkampungan Arab-muslim di pesisir
pantai Sumatera. Di sana orang-orang Arab tinggal dan menikah dengan penduduk
lokal, membentuk komunitas-komunitas muslim.
Bahkan
pada saat itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional
melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina, Sriwijaya di Asia
Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat sejak abad ke-7 M. Berikut rute
pelayaran tersebut
Rute Pelayaran Internasional yang melalui Selat Malaka |
Data semakin kuat dengan adanya teks surat dari
Raja Sriwijaya Jambi, bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah Umar
bin Abdul Aziz(berkuasa pada 717-720M) dari Khalifah Bani Umayyah(661-750M).
Berikut adalah isi teks surat tersebut dalam bahasa Indonesia
Surat Raja Sriwijaya kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz |
Berikut
adalah teks original dalam bahasa arabnya
Surat Raja Sriwijaya kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz |
Pada
tahun 720M, Raja Srindavarman, yang semua Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi
pun dikenal dengan nama Sribuza Islam.
Selanjutnya Islam mulai menguasai
institusi politik. Kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak didirikan pada
masa Abbasiyah(750-1258M). Kemudian tegak kesultanan Samudera Pasai pada tahun
1261M hingga seterusnya berdiri kesultanan-kesultanan Islam di Nusantara.
Hingga pada abad ke-13 kesultanan-kesultanan Islam di Nusantara sudah mulai
kuat dan kokoh.
Sejarah Singkat Dakwah “Wali Songo”
“Walisongo” berarti sembilan orang wali, Mereka
adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan
Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati.
Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain
mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan
guru-murid. Mereka
tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16, di
tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur,
Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah
para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka
mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru: mulai dari kesehatan, bercocok
tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.
Pesantren Ampel Denta dan
Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting di masa itu. Dari Giri,
peradaban Islam berkembang ke seluruh wilayah timur Nusantara. Sunan Giri dan
Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama, namun juga pemimpin pemerintahan. Sunan
Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karya seni yang pengaruhnya
masih terasa hingga sekarang. Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati
kaum jelata.
Era Walisongo adalah
era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan
dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia.
Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan
mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga
pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara
langsung, membuat “sembilan wali” ini lebih banyak disebut dibanding yang lain
Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam
penyebaran Islam. Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri
sebagai “tabib” bagi Kerajaan Hindu Majapahit; Sunan Giri yang disebut para
kolonialis sebagai “paus dari Timur” hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya
kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat dipahami masyarakat Jawa -yakni
nuansa Hindu dan Budha. Berikut adalah beberapa cara-cara dakwah yang dilakukan
oleh para wali songo dalam mengenalkan dan mengajak masyarakat untuk memeluk
Islam:
1. Membuka
warung, menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah; Mengobati masyarakat
secara gratis; Mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam; Mengenalkan persamaan
hak manusia dibandingkan konsep kasta hindu. (Maulana Malik Ibrahim)
2. Bergaul
dengan rakyat jelata, sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok
tanam, berdagang dan melaut. (Sunan
Drajat)
3. Seni lagu
Sinom dan Kinanti. (Sunan Muria)
4. Menjadi
pemimpin pemerintahan.(Sunan Gunung
Jati)
5. Toleransi
dengan budaya setempat, penyampaian risalah yang halus, memanfaatkan
simbol-simbol Hindu dan Budha, menjadikan kesenian dan kebudayaan sebagai
sarana dakwah, mendekati masyarakat secara bertahap. (Sunan Kudus)
6. Memanfaatkan
Seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah.(Sunan Kalijaga)
Pelajaran dari Stratei
Dakwah Wali Songo
Kurang-lebih
seperti itulah cara-cara dakwah yang dilakukan oleh para wali songo dalam
menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat yang pada saat itu masih kental
dengan budaya Hindu/Budha serta kepercayaan animisme. Para wali menggunakan
pendekatan-pendekatan yang bertahap dalam menarik keingintahuan masyarakat
terhadap ajaran Islam. Mereka juga banyak mengislamkan para elit pemerintahan
sehingga agama Islam lebih mudah diterima oleh masyarakat pada masa itu. Beriku
beberapa poin umum dari strategi dakwah wali songo yang dapat penulis simpulkan:
1. Menyesuaikan
dengan kondisi masyarakat
2. Lembut,
tidak keras, mengayomi
3. Menggunakan
pendekatan-pendekatan yang mudah diterima oleh masyarakat Hindu/Buddha pada
saat itu
4. Tidak kaku,
namun kreatif dan persuasif
5. Mengajak,
bukan mengejek
Kritik terhadap cara-cara
dakwah “jaman now”
Telah kita ketahui bahwa cara-cara dakwah yang dilakukan
oleh ulama-ulama terdahulu telah sukses menjadikan penduduk Nusantara mau memeluk
agama Islam pada saat itu. Lantas, bagaimana dengan cara-cara dakwah yang dilakukan
oleh para da’i jaman now ? menurut penulis, sebagian telah mengikuti cara-cara
dakwah yang telah dilakukan oleh para wali, namun tak dapat disangkal bahwa
masih terdapat cara-cara dakwah yang menurut penulis dan masyarakat justru
keliru, di antaranya sebagai berikut:
1. Bukannya mengajak,
malah mengejek. Bukannya ramah, malah marah
Seringkali
kita temui orang-orang yang berdakwah namun suka menjudge objek dakwahnya.
Bukannya mengajarkan Islam dengan hikmah, malah seperti merepresentasikan bahwa
Islam itu keras dan kaku. Seperti ketika
mengajarkan tentang aurat, para da’i seringkali terlalu frontal dan tidak persuasif
dengan langsung menyatakan ahli neraka, tidak akan mencium bau surga, dll. Akhirnya
masyarakat malah menjauh dari majelis-majelis ilmu. Berbeda dengan ulama
terdahulu, yang melakukan dakwah secara bertahap, menyesuaikan dengan budaya
dan kondisi masyarakat pada saat itu.
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk"(Q.S. An-Nahl[16]: 125)
2. Mudahnya menyalahkan,
menganggap diri paling benar
Di
lapangan dakwah, tak jarang kita temui beberapa pendapat terhadap suatu hal. Dalam
perbedaan pendapat ini, seringkali ada orang-orang yang mudah menyalahkan pendapat
lain dengan menuduh bid’ah, kafir, antek-antek Yahudi, dll. Padahal sejatinya
perbedaan pendapat itu hal yang lumrah terjadi.
3. Berpaham
Radikal
Saat
ini, umat Islam tengah dilukai dengan kelompok-kelompok yang mengaku berjihad
atas nama Agama Allah, namun dengan cara kekerasan dan terorisme. Sebut saja
kelompok ISIS, Al-Qaeda, dan kelompok berpaham radikal lainnya. Tentu kelompok-kelompok
seperti ini membentuk citra umat Islam di mata dunia, khususnya dunia barat
yang kini menjadi phobia terhadap umat muslim. Padahal ajaran terorisme tidak
pernah ada dalam ajaran Islam.
REFERENSI
[1] Ali, Maulana Muhammad. 2007. "Early Caliphate". Jakarta: Penerbit Darul Kutubil Islamiyah
[2] https://jaringskripsi.wordpress.com/
[3]https://www.muttaqin.id/2016/05/Kemajuan-bani-umayyah-bidang-ekonomi-pendidikan-politik-militer.html
[4] http://ghofur-ulya.blogspot.co.id/
[5] http://rionata93.blogspot.co.id/2012/08/sejarah-berdirinya-dinasti-abasiyah.html
[6] http://wawasansejarah.com
[7] http://juragansejarah.blogspot.co.id/2013/05/sejarah-wali-songo-lengkap-cerita-wali.html
[8] http://www.bacaanmadani.com/2017/09/metode-dan-media-dakwah-wali-songo.html